Bukan Lagi Soal Orang Asli Maybrat
![](https://i0.wp.com/papuabaratpos.com/wp-content/uploads/2022/08/IMG-20220823-WA0032.jpg?fit=640%2C480&ssl=1)
“Sebagai anak-anak Maybrat, kami merasa ini sesuatu yang membanggakan. Bahwa riuh rendah, kemudian pandangan minor dan sebagainya ternyata semuanya ada dalam harmoni dan spirit untuk kebaikan” Origenes Nauw
Sorong, PbP – Kabupaten Maybrat merupakan salah satu wilayah di Propinsi Papua Barat yang belakangan dinilai sukses dalam menerapkan implementasi Undang-undang Otsus. Hal ini terbukti orang Maybrat mampu menterjemahkan ruh Otsus yakni menjadi tuan di negeri sendiri. 100 persen anggota DPRD Maybrat merupakan orang asli setempat, mereka juga mampu menguasai birokrasi pemerintahan, terampil dalam bidang ekonomi dan mendominasi di hampir semua lini kehidupan.
![Origenes Nauw](https://i0.wp.com/papuabaratpos.com/wp-content/uploads/2022/08/IMG-20220828-WA0012.jpg?resize=640%2C880&ssl=1)
Frame kondisi sosial inilah yang menjadi sebuah kompensasi untuk dapat dimaklumkan, ketika orang Maybrat lebih memilih “dirinya sendiri” dalam segala urusan yang berkaitan dengan “Kemaybratannya”. Semangat ini juga yang turut mempengaruhi psikologi publik masyarakat Maybrat, menyikapi berakhirnya masa jabatan Bupati Maybrat hingga usulan penunjukan Penjabat (Pj) Bupati beberapa waktu lalu. Sebagian besar masyarakat Maybrat kala itu, begitu menginginkan agar Pj Bupati harus diberikan kepada anak-anak asli Maybrat sendiri.
Pasang surut dinamika yang berkembang dikalangan masyarakat, ternyata tidak lepas dari perhatian tokoh sekaligus politisi senior Papua Barat, Origenes Nauw. Origenes tak menampik adanya realitas di masyarakat, yang paling tidak terbagi dalam 3 kelompok ketika isu tentang penunjukan Pj Bupati Maybrat mulai dihembuskan. Pertama kelompok yang menginginkan Pj merupakan orang asli Maybrat, karena memang anak-anak Maybrat banyak yang sudah memenuhi syarat, kemudian ada kelompok yang cenderung menginginkan orang dari luar, dalam hal ini orang yang netral, dengan harapan dia datang membawa perubahan agar kedepan Maybrat mengalami loncatan pembangunan yang jauh lebih baik. Namun dibalik itu, ada juga kelompok yang tidak mengedepankan segmentasi asli Maybrat atau sebaliknya, siapa saja yang datang baik orang Maybrat maupun dari luar Maybrat yang penting bisa membangun.
“Memang sebelum pelantikan cukup riuh rendah, tapi saya pikir itu sebagai bunga rampai yang mempercantik taman demokrasi, yang kita maklumi sebagai ekspresi antusiasme masyarakat dalam partisipasinya menyambut salah satu momen besar dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, khususnya Maybrat,” ujar Ori mengawali perbincangannya bersama awak media ini, di kediamannya di Kota Sorong, Papua Barat, Sabtu (27/8).
Pria kelahiran Maybrat yang sudah lama berkecimpung di dunia politik ini mengaku bersyukur, karena terhitung hingga hari keempat setelah Pj Bupati Dr. Bernhard E. Rondonuwu S.Sos.,M.Si, dilantik dan mulai berinteraksi serta mengawali tugasnya dengan ibadah yang digelar baik di Sorong maupun Maybrat, kemudian pertemuan dengan tokoh-tokoh di Maybrat, serta memimpin apel langsung dihadapan seluruh ASN, masyarakat Maybrat akhirnya memahami bahwa beliaulah hambah Tuhan yang diutus untuk menjadi Pj disana. Masyarakat Maybrat dewasa dalam menyikapi seluruh dinamika, termasuk hal yang berkaitan dengan persoalan Pj Bupati ini.
“Tetapi setelah pelantikan semua ada dalam kesamaan persepsi dan kesadaran bersama, untuk menerima bapak Pj Bupati dengan lapang dada, bukan hanya sekedar menyambut dengan euforia melakukan seremoni adat dan sebagainya, tetapi mereka siap untuk memberi dukungan penuh. Itu kita bisa lihat contoh masyarakat Aifat Raya menyambut sangat luar biasa dan menerima beliau tinggal di Ibukota di Faitmayaf dan dari sana beliau memimpin pemerintahan dalam masa bhakti 1 tahun pertama ini,” sebut Ori.
Ia kembali menegaskan, bawasannya hari ini mengenai segmentasi orang asli Maybrat atau bukan, sebenarnya sudah tidak ada lagi didalam diskusi politik masyarakat Maybrat, baik di ruang publik secara langsung maupun didalam media sosial. Hari ini, masyarakat proaktif untuk menyemangati dan mendorong Pj Bupati Dr. Bernhard E. Rondonuwu, S.Sos.,M.Si, untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan disana. Selain itu masyarakat juga proaktif untuk memberikan catatan penting, pikiran kritis untuk Pj Bupati, sebagai amunisi menjalankan roda pemerintahan juga pembangunan di Maybrat.
“Sebagai anak-anak Maybrat, kami merasa ini sesuatu yang membanggakan. Bahwa riuh rendah, kemudian pandangan minor dan sebagainya ternyata semuanya ada dalam harmoni dan spirit untuk kebaikan. Jadi tidak ada maksud yang ingin menjegal, menghambat apalagi mengganggu kelancaran pembangunan di Maybrat, karena itu bukan kebiasaan, orang Maybrat,” ungkapnya.
Lebih jauh Wakil Ketua Koordinator Bidang Kepartaian DPD Partai Golkar Papua Barat ini menerangkan, kondisi psikologis sosial masyarakat Maybrat sangat unik, dalam konteks kekinian dan pembangunan hari ini dan kedepan. Hal ini dikarenakan seluruh orang Maybrat ada dalam suatu keyakinan bahwa mereka dipilih Allah, menjadi manusia pembangun. Sehingga, dimanapun dia berada, mereka selalu berusaha untuk membahagiakan orang lain. Itu sudah melekat menjadi bagian dari budaya bahkan jati diri orang Maybrat, dan menjadi sebuah kredo (keyakinan/pegangan hidup), yang diwariskan secara turun temurun. Hal inilah yang menyebabkan antara satu dengan yang lain, sekalipun berbeda pendapat, sekalipun kelihatan bergesekan dalam pandangan tapi tidak sampai kepada sesuatu yang radikal, hal ini tentu merupakan sesuatu yang baik.
“Diwaktu yang lalu memang sedikit riak-riak disana, tapi dengan dukungan masyarakat, pemerintah kemudian TNI Polri sudah terkendali dan kedepan saya lihat Maybrat akan bangkit menyongsong pembangunan dengan gairah yang lebih tinggi untuk beramai-ramai membangun daerah itu,” ucap Ori.
Anggota DPR Papua Barat 3 periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019) ini kemudian menuturkan pemerintah atau pemimpin yang datang ke Maybrat sebenarnya memiliki suatu keuntungan besar, karena secara kultural masyarakat Maybrat dengan karakternya sebagai manusia pembangun itu, pemerintah hanya tinggal menyiapkan regulasinya, normanya kemudian menyediakan fasilitas umum dan infrastruktur strategis saja. Pembangunan selanjutnya akan muncul secara spontan oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini dikarenakan secara psikologi sosial masyarakat, antara satu dengan yang lain tidak mau kalah atau dengan kata lain ada semacam kompetisi sehat disana.
Ia mencontohkan, di Maybrat jika ada yang bisa membangun rumah bagus maka yang lain juga akan berupaya membangun rumah bagus, kemudian jika anak orang lain bisa mencapai sarjana yang lain juga akan berupaya menyekolahkan anaknya jadi sarjana bahkan lebih. Hal ini juga berlaku dalam semua sisi kehidupan. Ia melihat hal ini sebagai sebuah berkat Tuhan untuk orang Maybrat, yang sangat membanggakan. Bukan semangat primordial sempit, karena hal itu bisa dimanifestasikan dalam bentuk yang jauh lebih konstruktif yang menjadi sebuah budaya mendarah daging bagi orang Maybrat, sehingga dimanapun mereka berada dan dalam kapasitas apapun mereka akan terus menunjukan dengan kegigihannya membangun dirinya dan bersama-sama berkontribusi membangun sesama.
“Pemerintah harus bersyukur bertemu dengan masyarakat yang memiliki psikologi sosial positif dan tentu mempunyai nilai spiritualitas dalam semangat hidup bermasyarakat seperti yang ada di Maybrat. Tinggal bagaimana pemerintah memahami dan berkolaborasi dengan baik sehingga antara pemerintah dan masyarakat bersinergi, itu akan mempercepat proses pembangunan. Kita bersyukur hari ini Pak Pj Bupati sudah ada disana dan kita percaya bahwa dengan pertolongan Tuhan pasti beliau mampu menjalankan tugas dengan baik,” harap Origenes.
Dalam menjalankan roda pemerintahan di Maybrat, ia meyakini Pj Bupati Bernhard Rondonuwu, saat ini sudah mengantongi berbagai catatan dari sumber-sumber kompeten, baik dari BIN, TNI Polri, pemerintah sebelumnya dalam hal ini rekomendasi purnabhakti dari Bupati dan Sekda, kemudian dari tokoh masyarakat, agama, pemuda dan perempuan. Namun, secara umum ia melihat memang ada faktor yang sensitif yang perlu mendapat atensi dari Pj Bupati. Ia menerangkan, akibat dari dinamika politik di Maybrat kita tidak bisa menutup mata dan kuping, bawasannya memang keterbelahan masyarakat itu masih ada.
Persoalan ini, lanjut dia, harus dikelola secara baik, Pj Bupati harus membangun sebuah atmosfir pemerintahan yang kondusif, kemudian harus responsif dan komunikatif dalam menyikapi setiap dinamika yang ada. Keutuhan dan kebanggan daerah harus dipiara dengan baik sehingga cerita-cerita sebelumnya tidak menjadi api dalam sekam yang suatu saat bisa membakar seisi rumah.
“Api dalam sekam itu harus dipadamkan, rekonsiliasi masyarakat harus dibangun, mulai dari Ayamaru, Aitinyo, Aifat hingga Yumasses Raya. Supaya ekstrim yang dibangun selama ini baik di birokrasi pemerintahan, di kalangan politisi, di tokoh-tokoh masyarakat, harus dikontrol dan direkonsiliasikan. Saya sangat yakin Pak Pj Bupati mampu laksanakan itu, dan kalaupun hal itu sudah terjadi maka semangat membangun secara bergotong royong itu pasti timbul, dengan demikian dalam waktu singkat sekalipun, pasti ada loncatan pembangunan yang luar biasa disana,” ucap Ori.
Sementara, mengenai hal teknis pemerintahan ia mengaku percaya Pj Bupati Bernhard Rondonuwu akan mengevaluasi dan memulai dari mana. Bernhard Rondonuwu merupakan orang pemerintahan dan sudah sangat berpengalaman jadi tidak perlu diragukan lagi kemampuannya.
“Beliau seorang pamong, seorang expert dibidang pemerintahan dan sangat berpengalaman karena perna menjadi carateker bupati di tempat lain. Jadi dengan segudang pengalaman ini mudah-mudahan minimal iklim dan suasana kehidupan masyarakat kondusif khususnya dalam rangka mempersiapkan diri menyongsong Pemilu serentak tahun 2024,” tutup mantan Ketua DPD KNPI Irian Jaya.
Untuk diketahui Dr. Bernhard E Rondonuwu S.Sos M.Si merupakan mantan Direktur Pol PP dan Linmas Kemendagri, yang juga mantan Kepala Biro 2 IPDN. Ia dilantik menjadi Penjabat (Pj) Bupati Maybrat Provinsi Papua Barat oleh Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw di Manokwari Selasa 23 Agustus 2022 lalu. [JOY]