Dituduh Membunuh SF, Keluarga Sebut Murni Laka Lantas 

Sorong, PbP – Stevanus Frabuku seorang siswa SMA Presiden berusia 15 tahun meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di Jalan Inspeksi Kalimalang, Jakarta, Kamis (19/01) lalu.

Keluarga almarhum menduga, korban dibunuh rekannya berinisial J. Kecurigaan itu, lantaran beredar informasi dan saksi perihal kejanggalan-kejanggalan yang dialami almarhum. Namun hal tersebut dibantah oleh Jevries N. Kewedare selaku ayah J.

Jevrier N. Kewetare saat ditemui awak media, disalah satu cafe di Kota Sorong, Jumat (27/01) menjelaskan, sebelum balik ke asrama, J numpang ke rumah kontrakan saudaranya berinisial GS karena kondisi J yang kurang sehat. Namun, tiba-tiba J dan GS kaget dengan kedatangan almarhum ke rumah kontrakan, karena almarhum datang sendiri dan tidak dipanggil oleh J dan GS.

Lanjut, Jevrie, J sudah menyuruh agar kembali ke asrama karena sudah masuk sekolah dan J menyusul ke sekolah jika kondisi sudah sehat. Namun almarhum tidak mau karena ingin masuk sekolah sama-sama.

Kemudian, pada Rabu (18/01) mama almarhum menelfon untuk almarhum agar kembali ke asrama, namun almarhum tidak mau.

Lebih lanjut, pada Kamis (19/01) sekitar pukul 04.00 WIB, J bersama temannya berinisial AS dan almarhum lapar, dan sama-sama keluar untuk mencari makan. Ketiganya keluar membawa motor, almarhum dan AS berboncengan sementara J membawa kendaraan sendiri.

“GS sudah melarang untuk keluar karena sudah larut malam, namun ketiganya memaksa untuk jalan dan itu bukan kemauan J saja, tapi kemauan almarhum juga. Sebelumnya J mau berboncengan dengan almarhum namun karena ban motor J kempes akhirnya almarhum bawa motor berboncengan dengan AS,” bebernya.

Lanjutnya, J sempat menegur almarhum lantaran membawa kendaraan balap-balap karena kondisi cuaca sedang hujan. Dan akhirnya ditikungan almarhum dan AS terpeleset sehingga menabrak pembatas jalan. AS terlempar lewat pembatas jalan sedangkan almarhum terbentur di pohon yang ada disamping pembatas jalan. J kemudian berhenti lalu menggangkat almarhum ke pinggir jalan sambil mencari bantuan.

Dalam kejadian tersebut, J menghadang beberapa kendaraan yang lewat untuk berhenti dan membantu membawa almarhum dan AS ke rumah sakit. Setelah sampai di UGD rumah sakit Siloam langsung ditanggani oleh Dokter yang bertugas saat itu.

Sekitar pukul 05.30 WIB Dokter menjelaskan kepada J bahwa almarhum tidak dapat tertolong karena mengalami benturan dibagian kepala.

Selanjutnya, pihak rumah sakit memindahkan almarhum ke kamar mayat dan J langsung menghubungi orang tua di Sorong.

Setelah kejadian tersebut, J dan keluarga merasa terpukul dengan pemberitaan yang menyebutkan almarhum meninggal dunia karena dibunuh J anaknya, sementara bukti dari surat keterangan dari pihak rumah sakit almarhum murni kecelakaan.

 

“Anak saya dan keluarga shock dengan kejadian ini. logikanya saja kalau anak saya berniat berbuat jahat tidak mungkin dibawa kerumah sakit. Almarhum anak baik, kami sudah mengganggap almarhum seperti keluarga karena bergaul dengan J. Bahkan biaya almarhum sampai ke Sorong kami ditanggung, ” terang Jevrier.

Sempat beredar berita miring yang dimuat di media sehingga Jevrier ingin meluruskan berita tersebut karena Jevrier merasa namanya telah tercemar dan akan menggambil jalur hukum karena informasi tersebut menggangu psikologi anak dan keluarganya. (EKA/SDR)

Please follow and like us:
Like
Like Love Haha Wow Sad Angry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *