GKI Eksis Mempersiapkan Kader Bermoral

Anggota DPR Papua Barat Cartenz I.O. Malibela, saat menyampaikan sosialiasi has revisi UU Otsus kepada masyarakat adat Malamoi. Foto:JOY
“Tanpa terang, atau pemberitaan injil kita masih ada dalam kegelapan dan mungkin saja kita tidak bisa merasakan pembangunan seperti sekarang ini”
Masyarakat di tanah Papua, khususnya umat kristiani bersukacita merayakan HUT ke-65, Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua pada, Selasa (26/10). Perayaan HUT kali ini, merupakan momen bersejarah yang penting bagi generasi GKI di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Sejarah mencatat, masuknya injil di Tanah Papua menjadi tonggak penting yang menandai pula munculnya peradaban modern di Bumi Cenderawasih. Orang Papua yang hidup dalam kegelapan, perlahan menatap terang yang dimulai dengan pemberitaan injil. Melalui injil pula orang Papua mulai terangkat harkat dan martabatnya, menjadi sama dengan semua manusia ciptaan Tuhan.
Dari sisi pembangunan, injil juga berperan sentral membuka hati orang Papua, untuk menerima pembangunan, sebagaimana yang ada saat ini.
“Tanpa terang, atau pemberitaan injil kita masih ada dalam kegelapan dan mungkin saja kita tidak bisa merasakan pembangunan seperti sekarang ini. GKI hadir menjadi berkat untuk orang Papua, terang yang diterima melalui GKI itu akhirnya orang Papua bisa membuka diri menerima pemerintahan dan bisa menerima pembangunan yang ada sampai saat ini,” ujar Cartenz I.O. Malibela, S.IP salah satu kader GKI yang saat ini duduk di kursi DPR Papua Barat.
Kehadiran GKI di Tanah Papua, lanjut Cartenz selain sebagai tonggak sejarah yang meletakan peradaban, juga dalam perkembangannya telah ikut berkontribusi bersama pemerintah, melalui penyiapan kader-kader berkualias, baik secara intelektualitas, maupun moral dan akhlak yang takut akan Tuhan.
GKI, kata dia, eksis menyiapkan kader-kader militansi melalui berbagai program yang dicanangkan, baik melalui pelayanan di gereja sendiri, maupun program lainnya yang dilakukan diluar gereja, seperti pemburitan untuk mempersiapkan Para Kaum Bapa (PKB), dimana kaum bapa harus bisa memposisikan diri menjadi imam dalam rumah tangga.
“Menjadi imam dalam rumah tangga dalam artian, kaum bapa adalah cerminan dari Bapa Yang Maha Kuasa, sehingga dalam praktek kehidupan sehari-hari harus bisa mencerminkan kehidupan kristen seperti seorang Imam dalam rumah tangga itu tadi. Nah dengan demikian, mereka tidak akan lupa, ketika mereka diberikan kepercayaan menjadi pemimpin, merekapun bisa memposisikan diri sebagai seorang Imam, yang bisa mengayomi dan melayani masyarakatnya dengan baik,” ucap Cartenz.
Sebagai kader GKI, ia berharap diusia yang ke-56 ini, GKI di tanah Papua semakin jaya baik dalam tugas pewartaan maupun pengembangan iman umat. Teringat akan situasi pandemi saat ini, Cartenz berharap agar GKI juga mengambil peran, mengayomi masyarakat, dalam pelayanan, terutama terhadap umat kristen khususnya GKI yang ada di tanah Papua.
“Sehingga dalam situasi Pandemi saat ini, harapan satu-satunya daripada jemaat hanya bersandar kepada Tuhan, sebagai satu-satunya penguasa tunggal, juru selamat manusia,” pungkasnya.
Di tempat berbeda, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sorong Raya Lexie Sitanala, mengucap syukur karena sampai sejauh ini, GKI masih tetap solid, tugas-tugas pewartaan dilakukan dengan sangat baik dan pertumbuhan iman jemaat semakin kuat.
Sebagai salah satu kader GKI, ia juga berharap agar kedepan, warga GKI khusunya para pemuda GKI bisa berdiri di depan, menjadi kader militansi yang ikut memberikan kontribusi baik dalam proses pembangunan, maupun dalam memastikan hak serta harkat dan martabat orang Papua terjaga.
Ia juga berharap agar pelayanan pewartaan injil harus dilakukan dengan lebih masif agar bisa menjangkau semua jemaat GKI yang ada di tanah Papua. Selain itu, program-program gereja seperi Sekolah Minggu, Pemuda GKI hingga Perkumpulan Kaum Bapa (PKB) harus terus ditingkatkan, karena dari sanalah tercipta kader-kader GKI yang siap menjadi pemimpin di negara ini.
“Kader-kader GKI yang bermoral itu datang dari anak-anak sekolah minggu, disana mereka dibina dengan baik moral dan etikanya, sehingga saat mereka diberi kepercayaan menjadi pemimpin mereka tidak akan lupa jati dirinya,” ucap Lexie diujung telephonenya, Rabu (27/10).
Disinggung mengenai perkembangan dewasa ini, dimana sudah banyak agama yang masuk di Tanah Papua, Lexie menyebut sejauh ini, GKI adalah sala satu gereka yang sangat membuka diri untuk hidup berdampingan, baik dengan denominasi gereja, mupun dengan umat agama lainnya.
“GKI sangat menjunjung tinggi yang namanya toleransi, dia berkawan baik dengan semua denominasi gereja, juga dengan umat Islam, Hindu maupun Budha. Hal ini terbukti selama ini, di tanah Papua tidak perna terjadi gesekan antar agama. Kami berharap, sikap toleransi yang selama ini terjalin baik tetap dijaga dan ditingkatkan, demi Papua tanah damai,” tutup Lexie. [JOY]