JKN-KIS, Ibarat Sedia Payung Sebelum Hujan

Kita mengenal Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai produk kampanye calon Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada periode pertama tahun 2014.   Setelah dilantik menjadi Presiden ke-7 Indonesia, para pihak berwewenang mulai menjelaskan KIS.

Anneke Adji, peserta JKN-KIS dari Sorong
Anneke Adji, peserta JKN-KIS dari Sorong

Sorong, PbP –  KIS  adalah program perluasan keanggotaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk masyarakat miskin dan Penyadang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang belum terdaftar sebagai peserta JKN Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Pada masa tersebut masyarakat masih menganggap KIS adalah kartu gratisan untuk warga miskin sesuai penjelasan para pihak berwenang. Kemudian bahwa pada tanggal 1 Maret 2015 telah ditetapkan bahwa KIS adalah kartu identitas peserta JKN.

Pemerintah berharap KIS tidak lagi dianggap sebagai kartu milik orang miskin. Kartu baru ini untuk tahap awal diberikan kepada peserta PBI yang berjumlah 86,4 juta orang. Selain PBI, peserta BPJS Kesehatan yang mendaftar pada Maret akan langsung mendapat KIS. Jadi KIS hanya ganti nama saja. Namun ukuran, bentuk, dan fungsi kartunya sama saja. KIS bukanlah kartu untuk masyarakat miskin, tetapi seluruh peserta program JKN. Pada tanggal 24 Agustus 2015 beredar KIS untuk peserta JKN yang mendaftar secara online. Kartu lama masih tetap berlaku.

Seorang peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau mandiri kelas 1, Anneke Adji (67) saat ditemui di lingkungan Kantor BPJS Kesehatan Cabang Sorong menceritakan pengalamannya selama menjadi peserta JKN-KIS. Di umur saya yang sekarang ini, memiliki JKN-KIS sangat bermanfaat sekali. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan. “Tapi saya berharapnya hujan itu tidak akan datang. Sebab saya berharapnya sehat terus,” ungkap Anneke sebagaimana siaran pers yang diterima Papua barat Pos, Rabu (30/6/2021).

Namun, lanjut dia, kalau nanti dirinya sakit, sudah memiliki jaminan kesehatan JKN-KIS.  “Jadi saya merasa tenang,” ucap Anneka. Dia menambahkan, sebelumnya dirinya pernah memanfaatkan JKN-KIS miliknya untuk rawat jalan, karena penyakit asam lambungnya. Selama dirawat, ia mengaku cukup puas dengan pelayanan selama dirawat mulai dari obat, perawatan, ruangan dan pelayanan tenaga medis. “Saya bersyukur selama memanfaatkan JKN-KIS, hampir tidak pernah mengalami kendala rawat jalan maupun rawat inap jika memang sesuai prosedur kami tidak pernah diminta biaya tambahan seperser pun,” tambahnya.

Anneke menceritakan bahwa setiap bulan, dia selalu memastikan kepesertaan JKN-KIS dan keluarga tetap aktif, meskipun sudah autodebet pembayaran iuran setiap bulannya. Namun ia selalu was-was apakah terpotongnya lancar atau tidak. “Perihal keaktifan kartu JKN-KIS kami, saya selalu pastikan tidak ada kendala, karena sepenting itu kartu JKN-KIS bagi kami sekeluarga,” jelasnya.

Wanita yang telah memiliki cucu ini mengaku berharap Program JKN-KIS dapat berjalan dengan lancar ke depannya karena telah memberikan manfaat yang luar biasa untuk masyarakat di Indonesia. Dengan memastikan tidak menunggak iuran setiap bulannya, ia menyatakan dapat membantu keberlangsungan Program JKN-KIS ini kedepannya.

Anneka berharap dirinya  dan seluruh masyarakat Indonesia pelayanan BPJS kesehatan menjadi lebih baik lagi, ditingkatkan lagi. Program JKN-KIS ini sudah sangat banyak berkontribusi untuk memberikan manfaat jaminan kesehatan untuk masyarakat dan semoga semua yang berkontribusi dalam penyelenggaraan program ini diberi kelancaran,” tuturnya.[EKA-SF]

Please follow and like us:
Like
Like Love Haha Wow Sad Angry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *