KEK Sorong Harus Dipertahankan, Demi Masa Depan Anak Cucu
Sorong, PbP – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, harus dipertahankan demi masa depan anak cucu dimasa yang akan datang.
Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Pemerintah Kabupaten Sorong dan Perusahaan Daerah PT. MOW Kabupaten Sorong untuk menarik para investor masuk melakukan investasi di KEK Sorong.
“Banyak berita di media berbedar dimana status KEK Sorong akan dicabut pemerintah pusat, hal ini sangat kami sayangkan, karena berbagai upaya dan segala cara telah dilakukan demi menarik para investor masuk,” kata Plt direktur teknik PT. MOW, Abdul Gani Malagapi kepada awak media di lingkungan Hotel Aston Kota Sorong, Jumat (11/11/2023).
Gani menjelaskan, orang Jakarta melihat kondisi Papua belum terlalu lengkap. Karena, KEK Sorong sejak di bentuk tahun 2016 di berikan waktu 3 tahun untuk pembangunan infrastruktur dasar namun waktu yang diberikan tidak cukup perlu penambahan waktu 2 tahun.
“Kalau seandainya sekretaris dewan Nasional atau badan nasional KEK melihat infrastruktur ini belum memadai berarti harus di perpanjang waktu pembangunan infrastruktur minimal 2 kedepan,” tegas Gani.
Lanjut Gani, Tahun 2019 PT. Antam bersama mitra bisnisnya yakni perusahan asal Cina sudah sepakat masuk ke KEK Sorong. Suka tidak suka KEK Sorong, harus beroperasi tahun 2019. Namun karena satu dan lain hal, perusahaan tersebut tidak jadi masuk.
Setelah PT Antam gagal masuk di KEK Sorong, PT. MOW mendapat lagi investor besar yang ingin masuk ke KEK Sorong. Yakni PT. Tamasek bergerak di Industri perikanan dan PT. JNJ yang bergerak di bidang galangan kapal. Namun semua terkendala masalah COVID-19 sehingga tidak jadi melakukan investasi di KEK Sorong. Hal ini yang membuat pengoperasian KEK Sorong tersendat dalam pengoperasian.
“Tetapi puji Tuhan sekarang ini ada dua investor besar yang bergerak di bidang smelter yang ingin masuk di KEK Sorong salah satunya PT. Sino Konsultan.
Mudah mudahan Gubernur dan Bupati dapat mempertahankan KEK Sorong. Karena KEK sorong merupakan pusat perkembangan ekonomi di Kabupaten dan Papua pada umumnya,” ujarnya.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam pengoperasian KEK Sorong, Kaga Gani yakni masalah pelabuhan yang kurang memadai, sehingga belum bisa mengekspor barang keluar negeri.
Apabila KEK Sorong maju akan dapat mampu menampung 15 ribu tenaga kerja dimana 60 persen orang asli papua. Ini akan mampu membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi penganguran.
“Pada intinya kami Direksi PT. NOW dan Pemerintah Kabupaten Sorong akan berupaya menarik investor masuk ke KEK Sorong menambah investor yang sudah ada. Supaya KEK Sorong bisa maju dan tetap eksis,” tegas Gani.
Lebih jauh Gani menjelaskan, selain mendatangkan investor, langkah lain yang dilakukan untuk mempertahankan KEK Sorong yakni dengan pembangunan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) dimana gas akan kita olah sendiri tidak harus dikirim ke Jawa atu ke Makassar lalu dikirim kembali ke Papua hal ini membuat harga gas mahal di Papua, sementara gas dari Papua.
“Dengan di bangunya SPBE di KEK Sorong akan mampu menekan harga gas. Apabila tidak ada hambatan tanggal 20 Nopember 2023 akan Ground breaking dengan investor yang baru,” ujar Gani Malagapi. [MPS]