Sorong, PbP – Dua pasien positif COVID-19 Kluster Lokalisasi Malanu Kota Sorong ‘kabur ‘ dengan menggunakan pesawat dari Bandara Deo Sorong , (Sabtu 29/8). Kedua pasien Covid itu lolos dari pemeriksaan dengan menggunakan dokumen palsu hasil pemeriksaan rapid test.
Data yang dihimpun media Papua barat Pos, kedua pasien positif yang merupakan penghuni Lokalisasi Malanu tersebut , kabur saat hendak dijemput Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sorong untuk menjalani karantina di Balai Diklat kampung Salak
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sorong, Herlin Sasabone mengaku bahwa berdasarkan informasi yang dihimpun Tim Gugus Tugas di lapangan , kedua pasien COVID-19 Kluster Lokalisasi Malanu tersebut telah meninggalkan Kota Sorong.
“Kami mendapatkan informasi bahwa kedua pasien positif COVID-19 itu sudah berada di Malang. Namun tim terus menggali informasi tentang kebenaran informasi tersebut,” kata Herlin sasabone kepada Papua barat Pos, kemarin.
Kaburnya kedua pasien Covid-19 itu diperkuat pengakuan rekan-rekannya yang sedang menjalani karantina di Diklat Kampung Salak . Mereka mengaku bahwa kedua pasien itu sudah berada di Malang. Ditempat terpisah, Kepala Bandara Domine Eduard Osok Sorong, Rasburhany Umar menjelaskan bahwa pengawasan di Bandara Domine Eduard Osok sangat ketat . Apalagi pemeriksaan dokumen kesehatan penumpang oleh pihak Karantina Kesehatan Pelabuhan.
Umar mengatakan setiap penumpang wajib menunjukkan dokumen kesehatan tes cepat non reaktif yang telah dilakukan verifikasi oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan, baru bisa masuk ke ruang terminal Bandara Domine Eduard Osok.
Saat penumpang melakukan check-in , kata Umar, petugas maskapai juga akan melakukan pemeriksaan dokumen kesehatan tes cepat penumpang apakah sudah diverifikasi oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan atau belum.
“Jika ditemukan penumpang yang hasil tes cepat reaktif tidak akan diberangkatkan. Jadi saya meragukan dua orang pasien positif COVID-19 Kluster Lokalisasi Malanu tersebut lolos dari Bandara Domine Eduard Osok Sorong,” ujar Rasburhany Umar. [JEF-DR]