Pertahankan Kearifan Lokal, Fopera Gelar Pelatihan Pembuatan Aksesoris Budaya Papua
Sorong, PbP – Forum Pengawal Perjuangan Rakyat atau Fopera Papua Barat Daya, menginisiasi pelatihan pembuatan aksesoris budaya Papua yang diikuti oleh mama-mama asli Papua. Kegiatan tersebut dipusatkan di Sekretariat Fopera, Jalan Malibela, Kota Sorong, Senin (29/07/2024).
Pelatihan yang digelar oleh Fopera itu didorong setelah menganalisa dan melakukan kajian terhadap pengaruh global, nasional dan daerah karenanya pengambangan budaya menjadi suatu keharusan untuk menjaga eksistensi kearifan lokal dalam pengaruh era globalisasi.
“Generasi sekarang kami lihat bahwa mereka sudah hampir tidak tertarik dengan budaya ini untuk itu kami buat kegiatan ini, supaya mengingatkan bahwa budaya itu penting. Kalau kita tidak mengenal budaya, maka budaya asing masuk akan merusak sendi-sendi budaya kita,” ungkap Sekretaris Umum Fopera Papua Barat Daya, Ortizan Kambu kepada wartawan di sela – sela pelatihan.
Globalisasi dunia dan arus internet yang cukup kencang, kata Ortiz, membuat anak-anak sekarang sudah tidak tertarik bicara tentang kerajinan, padahal potensi pariwisata di Papua Barat Daya cukup menjanjikan dan disitu ada nilai ekonominya.
Dalam pelatihan ini, kata Ortiz , Fopera PBD mengundang mama Mince Masoka bersama dengan kedua anaknya untuk melatih ketrampilan mama-mama Papua membuat aksesoris khas Papua seperti mahkota, gelang manik-manik, piring anyaman, dan lain sebagainya.
“Beliau ini sudah cukup lama mengeluti kerajinan tangan dari muda sampai tua. Di umur yang senja ini, kami berharap Mama Mince Masoka bisa menurunkan ilmu itu kepada mama-mama Papua yang masih berusia muda dan generasi selanjutnya,” kata Ortiz.
Fopera PBD pada pelatihan ini, sambung dia, menekankan nilai kreatifitas, supaya bisa dijual dan meningkatkan penghasilan ekonomi keluarga. Ada petensi ekonomi yang cukup besar disitu.
“Saya lihat generasi sekarang sudah mulai lupakan budaya itu. Untuk itu saya berharap bahwa melalui pelatihan ini Fopera bisa ikut berkontribusi mengembangkan pariwisata, karena pariwisata itu tidak akan mati,” ucap Ortiz.
Sementara itu, sekda Kota Sorong, Yakob M. Kareth yang hadir untuk membuka pelatihan pembuatan aksesoris khas Papua sangat menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang dibuat oleh Fepera dalam menjaga kearifan lokal budaya Papua.
“Kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan salah satu bukti nyata kontribusi FOPERA untuk mendukung pembangunan di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Bisa kita lihat hari ini, bisa melakukan pelatihan khusus kepada mama-mama Papua untuk menyiapkan aksesoris yang bernuansa khas Tanah Papua,” ucap Sekda.
Disisi lain, Sekda katakan, kota Sorong sebagai kota jasa dan menjadi kota transit menuju daerah wisata. Maka potensi ini, harus bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga ketika turis mancanegara atau turis domestik bisa mendapatkan aneka kerajinan aksesoris.
Diketahui bersama, lanjut Sekda, ada empat sektor yang didorong oleh Dana Otsus yakni sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi.
Apa yang dilakukan oleh Fopera ini, salah satu upaya mengerakkan ekonomi dengan memberdayakan mama-mama Papua dengan pelatihan kerajinan aksesoris khas Papua. Maka pemerintah daerah tentu saja sangat mendukung kegiatan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Fopera.
“Tentu saja kedepan, bila terus eksis, dukungan finansial pun bisa diberikan kepada Fopera untuk terus bisa memproduksi kerajinan aksesoris khas Papua,” tutup Sekda Kota Sorong. [JOY]