PT Pertamina Resmikan 15 Lokasi BBM Satu Harga
Manokwari, PbP – PT Pertamina meresmikan 15 lokasi baru BBM Satu Harga yang dipusatkan di Terminal BBM Pertamina Manokwari. Langkah ini merupakan apresiasi pemerintah pusat melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) kepada tanah Papua, yang telah banyak memberikan kontribusi untuk menjaga keutuhan NKRI serta memberikan banyak minyak dan gas.
‘’Sesuai peraturan pemerintah nomor 36 tahun 2016 Menteri ESDM, dimana BPH Migas ditugaskan untuk memberikan kuota dan mengawasi lokasi BBM satu harga. Di dalam undang-undang Migas Nomor 22 pun sudah tertera bahwa pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan distribusi BBM di seluruh NKRI. Amanat undang-undang Migas ini bukan hanya BBM subsidi, bukan hanya BBM penugasan, namun termasuk BBM umum di seluruh NKRI, termasuk wilayah Terluar, Terdepan, Terpencil (3T),’’ kata Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa pada peresmian 15 lokasi BBM Satu Harga, Selasa (24/11) di Manokwari.
Menurutnya, 4 dari 15 lokasi yang diresmikan berada di Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Sorong Selatan. Dimana selebihnya sambung dia berada di Provinsi Papua, Maluku Utara, NTB, NTT, dan Kalimantan Timur.
‘’Yang paling penting, di lokasi MOR VII Pertamina ini ada 10 dari 15 lokasi BBM Satu Harga yang telah dioperasikan. Memang sudah menjadi target kita untuk membangun 500 lokasi BBM Satu Harga di tahun 2024,” jelasnya.
Fanshurullah menjelasakan, BBM Satu Harga ini tidak hanya untuk mewujudkan masalah pertumbuhan ekonomi, tetapi yang lebih penting adalah keadilan kewilayahan dan keadilan sosial yang berbasiskan keadilan energi yang utamanya.
‘’Kita membalik logika falsafa ekonomi kita, bukan pertumbuhan yang menyebabkan keadilan, tetapi keadilan yang bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Itu menjadi kunci bagaimana kita merubah logika berpikir,‘’ kata Fanshurullah.
Dia menambahkan, nantinya harga BBM di wilayah terpencil, terdalam, hingga terluar Indonesia akan sama dengan harga di Jawa, Sumatera yaitu Rp5.150 untuk BBM solar dan Rp 6.450 untuk BBM premium.
‘’Dengan adanya penyesuaian harga BBM, maka pertumbuhan ekonomi juga akan terjadi. Jadi nelayan dan petani di Papua tidak akan lagi membeli BBM seharga Rp25.000 per liter atau bahkan sampai Rp40.000,” tuntasnya. [ARS-SG]