Satu Jam Hujan Batu Turun di Jalan Baru
Miras dilarang saja, supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi
Sorong, PbP – Sehari setelah hari raya Idul Adha, awan mendung menghiasi cakrawala sejenak, kemudian berlalu dan berganti dengan terik panas mentari pagi. Mentari pukul 10.00 wit lewat terasa sangat terik, sama teriknya dengan emosi warga yang tinggal disekitar kompleks Pasar Bersama. Puluhan pemuda tampak mendominasi warga yang berkumpul. Mereka memalang jalan raya dengan kayu dan ranting pohon.
Ada juga yang membakar ban sebagai bentuk aksi protes. Sekitar 500 meter dari lokasi kelompok terlihat pula kelompok pemuda dari Jalan Ferry melakukan aksi serupa. Kedua kelompok pemuda tersebut rupanya sedang saling perang dinggin. Sesekali tiang listrik dibunyikan. Nampaknya sebagai kode dari kedua kelompok warga untuk tetap waspada.
Sekitar pukul 13.00 wit panas mentari semakin terik membakar kulit. Emosi antar kedua kelompok warga akhirnya terbakar jua. Kedua kelompok warga pun akhirnya saling mendekat. Hujan batu akhirnya turun. Kedua kelompok warga saling unjuk kebolehan dalam melempar batu.
Aparat kepolisian dengan ditopang water canon berupaya merengsek masuk diantara kedua kelompok warga yang saling membuat hujan batu. Tembakan gas air mata sesekali dilontarkan dari moncong senapan anggota Polres ke arah kedua kelompok warga. Langkah tersebut diambil untuk memisahkan kedua kelompok warga tersebut.
Perlahan tapi pasti meski mobil water canon yang membuat hujan air ke arah salah satu kelompok warga dari posisi berlawanan dengan warga di Kompleks Pasar Bersama dibalas hujan batu. Akhirnya Aparat kepolisian dibantu jajaran dari Brimob dan TNI AL berhasil memisahkan kedua kelompok warga, sehingga saling menghujani batu bisa diredam.
Ditelisik lebih dalam satu jam hujan batu di Jalan Jendral Sudirman atau biasa dikenal jalan baru bermula dari Minuman keras (Miras). Dimana diduga beberapa kelompok pemuda dari Jalan Ferry pada, Selasa (20/7/2021) sekitar pukul 04.00 wit dalam kondisi mabuk melakukan penganiayaan.
Aksi pemalangan yang dilakukan oleh kelompok pemuda dari Pasar Bersama sebagai bentuk protes lambatnya aparat hukum menangkap pelaku penganiayaan. Hal ini sebagaimana penyampaian dari Kapolsek Sorong Kota, Iptu Muhammad Nur Makmur. Ia katakan warga menuntut agar pelaku pengeroyokan dan pengerusakan tersebut ditangkap dan di proses secara hukum.
“Kami berusaha melakukan koordinasi dengan ketua adat maupun ketua suku yang ada di jalan Feri, tapi tidak mau memfasilitasi karena pemuda-pemuda tersebut sering melakukan onar, ”ungkap Kapolsek.
Salah satu korban penganiayaan dan penjarahan, Maulana menjelaskan kejadian terjadi saat ia dan keluarga sedang bersiap untuk melakukan sholat Idul Adha. Kurang lebih 10 pemuda yang tidak dikenal masuk dalam rumah.
“Mereka pukul saya di bagian perut, istri saya juga di pukul dibagian tangan menggunakan kayu balok dan parang di letakan di leher, setelah itu mereka menjarah saya punya rokok,” ucap Maulana.
Dirinya juga sempat meminta belas kasihan kepada pelaku supaya tidak memukulnya, lantaran dirinya baru saja selesai operasi. “Saya sempat bilang , saya baru selesai operasi, lalu meraka bilang lebih baik kamu mati saja,” begitu kata Maulana menirukan penyampaian para pelaku. Maulana juga mengatakan bukan hanya dirinya saja yang jadi korban penjarahan. Salon yang ada dekat dengan tempatnya juga terkena penjarahan. Kasur, kipas dan sejumlah uang Rp1,850.000 ikut dijarah.
Kapolres Sorong Kota, Ari Nyoto Setiawan mengatakan penyebab kejadinya bermula dari beberapa pemuda. Mereka diduga dalam kondisi terpengaruh miras. “Mereka melakukan penyerangan tanpa sebab,” kata Kapolres.
Saat ini, Kapolres sampaikan, pihaknya sudah mengamankan satu pelaku. “Nanti dari situ akan kita kembangkan. Dimana diduga jumlah pelaku ada 7 hingga 8 orang. Kita akan kembangkan secepat mungkin,” tutur Kapolres sembari menambahkan untuk mencegah aksi susulan, Anggota Brimob dan TNI akan ditempatkan di lokasi.
Kelompok pemuda dari Pasar Bersama masih sempat bertahan untuk tidak membuka palang jalan. Namun setelah mendengarkan penjelasan dari empat orang perwakilan pemuda yang mendatangi Polres untuk memastikan bahwa Polisi sudah bertindak dan berhasil menangkap satu pelaku dan adanya jaminan keamanan dari Kapolres akhirnya kelompok pemuda di Pasar Bersama membubarkan diri. Mereka sebelum membubarkan diri dengan secara gotong royong membuka palang dan membersihkan sisa-sisa ban yang dibakar.
Seorang mama yang nampak resah dengan kejadian aksi saling lempar batu, berkata Miraslah yang menjadi penyebabnya. Maka ada baiknya, Miras dilarang saja, supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi. [EYE/CR40-SF]