Sumber Air Bersih Masih Jauh

Semenjak saya diangkat, jadi ketua RT sampai saya turun. Air bersih tidak pernah masuk di wilayah kami,” Melkianus Osok

Sejumlah tempat di Kota Sorong hingga kini belum dialiri air dari PDAM. Akibatnya air bersih belum sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat. Warga terpaksa harus menggantungkan kebutuhan air bersih dengan membuat sumur galian, yang tentu tidak bisa menjamin ketersediaan air jika musim kemarau tiba.

Keluhan terkait persoalan air bersih memang sudah sering kali disuarakan masyarakat, mulai dari pelaksanaan Musrembang, Reses anggota DPR hingga keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media masa maupun media sosial. Hanya saja keluhan tersebut tidak kunjung direspon oleh pemerintah.

“Sudah sekitar dua puluh tahun lebih kami tinggal disini. Sampai sekarang belum ada air PDAM yang masuk. Terpaksa kami harus gali sumur, itupun airnya tidak bersih dan tidak bisa tahan lama. Kalau musim kemarau, pasti airnya kering,” ujar Yosman Malak, warga Jalan Aniweho Kampung Bugis, Km 10 Masuk, Kota Sorong saat diwawancarai awak media, Minggu (24/1).

Tidak hanya Yosman, ternyata hampir semua warga di Jalan Aniweho Kampung Bugis juga mengalami hal yang sama. Mereka hanya mengandalkan sumur galian, dikarenakan tidak mampu untuk membuat sumur bor, lantaran biayanya yang cukup mahal.

“Kalau kita disini rata-rata pekerjaanya penambang pasir, ada juga yang jadi supir dan tukang ojek, jadi memang tidak mampun membuat sumur bor. Paling hanya beberapa rumah saja yang buat sumur bor karena mungkin mereka mampu,” ungkapnya.

Jika musim kemarau tiba, ia mengaku warga terpaksa harus menggunakan kendaraan untuk mengambil air di rumah-rumah keluarga yang sudah dialiri air PDAM. Ada juga yang terpaksa mengambil air pada sumber-sumber air di gunung yang letak dan medannya cukup sulit.

“Mau bagaimana lagi, kalau tidak ada air kita pasti kesulitan. Kalau untuk air minum memang kita bisa beli air galon, tapi air untuk mandi, cuci dan WC pasti harus kita cari,” ungkapnya sembari mengaku saat musim hujan begini memang stok air sumur melimpah, warga juga bisa menampung air hujan untuk kebutuhan konsumsi.

Melkianus Osok, Biro Hak Adat Suku Moi, mewakili masyarakat di jalan Saton RT/RW 2/1 Kelurahan Klasaman, Distrik Klaurung, Kota Sorong mengakui hingga saat ini warga di sekitar tempat tinggalnya masih sangat kesulitan mendapatkan air bersih.

“Semenjak saya diangkat, jadi ketua RT sampai saya turun. Air bersih tidak pernah masuk di wilayah kami,” akunya kepada media ini di kediamannya, Jumat (22/1).

Wakil Ketua Lintas Suku Papua se-Sorong Raya ini menambahkan, akibatnya masyarakat yang ada di wilayah tersebut mau  tidak mau harus membuat sumur bor sendiri untuk kebutuhan air bersih. Padahal tuan tanah di Kota Sorong ini adalah Suku Moi, namun pelayanan air bersih sedikit pun tak pernah dirasakan sampai detik ini.

Ini salah satu faktor yang kemudian membuat orang asli Papua termasuk orang Moi terus berteriak, karena secara de fakto mereka tidak pernah merasakan layanan air bersih. Ini mesti menjadi perhatian para pemangku kepentingan dan perlu dilakukan evaluasi rutin terkait persoalan ini.

“Orang Moi harus diprioritaskan, melalui bantuan-bantuan pemerintah tanpa sedikit pun mengesampingkan orang non Papua. Perlu kami sampaikan sejak kampung ini berdiri, air bersih tidak pernah tersalurkan ke wilayah Klasaman hingga detik ini,” ungkapnya.

Keluhan tentang air bersih juga datang dari warga Jalan Malibela yang hingga saat ini sama sekali belum merasakan pelayanan air bersih dari pemerintah.

“Sudah beberapa kali kami sampaikan kepada pemerintah, namun sampai saat ini belum ada tanggapan. Kami tidak tahu mau mengadi kepada siapa, yang pasti saat ini kami hanya bertahan dengan air hujan maupun air sumur bor yang kualitas airnya sangat tidak bagus,” ujar Marinus Piter Rumbewas, salah seorang warga Jalan Malibela, kepada awak media.

Keluhan terkait air bersih, juga diamini Anggota DPR Papua Barat dari Dapil Kota Sorong Abdullah Gazam. Menurutnya, air bersih menjadi salah satu keluhan yang paling banyak ditemui pihaknya ketika melakukan reses di Dapil Kota Sorong.

“Masalah air bersih ini memang, masalah akut yang setiap saat kita turun reses selalu saja mendapat keluhan yang sama. Kita sudah beberapa kali menyampaikan kepada pemerintah agar segera menyelesaikan persoalan tersebut,” ujar Gazam, dibalik sambungan telephonennya.

Ia berharap, pemerintah Kota Sorong segera merespon keluhan tersebut, dengan cara memanggil OPD terkait termasuk pihak PDAM, agar bisa mencari solusi terbaik, sehingga masyarakat tidak selalu mengeluh soal air bersih.

“Kalau bisa PDAM segera merevitalisasi sistem pipanisasi ke rumah-rumah warga, sehingga masyarakat ini bisa mendapatkan pelayanan air bersih secara menyeluruh,” pintah Gazam.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong, Hermanus Kalasuat yang dikonfirmasi terkait kelayakan untuk air sumur untuk dikonsumsi belum memberikan keterangan resminya. Ia hanya meminta wartawan menunggu hari kerja untuk bertemu. “Nanti tunggu hari kerja, hari senin ya,” singkat Kalasuat melalui pesan di aplikasi whats app (WA), Jumat (22/1).

Demikian halnya dengan Pimpinan PT Tirta Remu sebagai perusahaan yang melayani air bersih belum berhasil ditemui , karena masih berada di luar kota.  [JOY/JVN-SF]

Please follow and like us:
Like
Like Love Haha Wow Sad Angry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *