Terima Maaf IKF, DAP: Orang Papua dan NTT Keluarga
Sorong, PbP – Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Doberay Mananwir Paul Finsen Mayor, menegaskan hubungan antara masyarakat NTT dan Papua sudah terjalin begitu lama, bahkan sebelum negara ini hadir.
Salah satu bukti adanya hubungan kekerabatan yang cukup kuat itu yakni penggunaan kain timor oleh orang Papua untuk membayar mas kawin serta urusan adat lainnya. Orang Timor sejatihnya adalah keluarga bagi orang Papua yang telah diwariskan sejak para leluhur.
Hal ini disampaikan Ketua DAP, menyikapi dinamika yang terjadi di Papua pasca kasus penganiayaan yang dilakukan terhadap mahasiswa asal Papua oleh sekelompok orang mengatasnamakan ormas di Kupang, saat para mahasiswa Papua menggelar aksi demo damai di Kota Kupang, 1 Desember 2023.
Paul menegaskan, tidak dibenarkan persoalan yang terjadi di Kupang, NTT dipolitisir untuk kemudian menimbulkan riak apalagi gesekan di tanah Papua. Menurutnya apa yang terjadi di Kupang merupakan ulah oknum, tidak mengatasnamakan seluruh warga NTT.
“Kami orang Papua dengan orang NTT adalah keluarga, itu terjalin sejak nenek moyang, bahkan sebelum negara ini ada. Jadi apa yang terjadi di Kupang biar urus disana, jangan kita bawa kesini. Itu ulah oknum dan biarkan dia diproses secara hukum,” ujar Paul Mayor, saat menggelar jumpa pers bersama Ketua Ikatan Keluarga Flobamora Kota Sorong Martinus Lende Mere dan sejumlah tetua NTT di Kantor Dewan Adat Papua, Km 8 Kota Sorong, Senin (4/12/2023).
Paul Mayor juga menyatakan, atas nama Dewan Adat Papua, dirinya menerima permintaan maaf dari seluruh warga Flobamora di Tanah Papua, khususnya di wilayah III Doberay. Dirinya hanya berpesan kepada Kapolda NTT dan Gubernur NTT, agar memastikan proses hukum terhadap para pelaku penganiayaan bisa berjalan dengan transparan dan serius, sehingga bisa memberikan efek jerah, juga demi menjaga stabilitas keamanan di tanah Papua.
“Mari kita jaga tanah ini, dengan baik agar tetap damai. Pesan kami, tolong pak Gubernur dan Pak Kapolda NTT proses hukum para pelaku, dan harus dipublis agar masyarakat bisa mengetahuinya secara baik,” harap Paul.
Sementara, Ketua IKF Kota Sorong Marthinus Lende Mere dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan dihadapan Dewan Adat Papua menyebutkan, Ikatan Keluarga Flobamora – NTT Kota Sorong Mengutuk segala bentuk tindakan persekusi dan premanisme yang dilakukan oleh sekelompok massa ormas terhadap Aliansi Mahasaiswa Asal Papua yang sedang melakukan aksi demonstrasi damai di Kota Kupang pada hari Jumat, 1 Desember 2023.
Kemudian, Ikatan Keluarga Flobamora – NTT Kota Sorong, menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada para korban maupun keluarga secara khususnya dan kepada seluruh masyarakat Papua umumnya atas peritiwa tersebut.
Ia juga meminta kepada Kapolda NTT untuk menangkap para pelaku persekusi dan diproses hukum agar dapat memberikan efek jerah.
“Ikatan Keluarga Flobamora – NTT Kota Sorong akan membuat tim hukum untuk mengawal kasus persekusi dan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum dari sekelompok massa ormas terhadap Aliansi Mahasiswa Asal Papua hingga tuntas,” ucap Lende Mere membacakan pernyataan sikapnya.
Selanjutnya ia menghimbaun kepada seluruh masyarakat NTT untuk menahan diri serta tidak terprovokasi oleh issu-issu yang tidak bertanggung jawab.
“Kemudian meminta kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, utuk memberikan jaminan keamanan, perlindungan dan menjaga seluruh warga Papua yang berada diseluruh tanah Flobamora sebagaimana kaum perantau asal NTT yang dijaga dan dilindungi oleh pemerintah yang berada di tanah Papua,” pungkasnya. [JOY]