Tim 25/Tim Independen Tidak Dibubarkan, Tapi Dirubah Nama ke Astossa

Sorong, PbP – Tokoh adat wilayah Aitinyo Andarias Atkana bersama tokoh Agama Zet Orain yang merupakan penggagas terbentuknya Tim 25/tim indepenpen, menyampaikan klarifikasi terkait pernyataan Ketua Tim 25/ tim Independen Gustaf Asmuruf, S.Sos yang menyebut komposisi tim 25 sudah dibubarkan.
Andarias Atkana dan Zeth Orain dalam presss releasenya yang diterima media ini, Senin (12/08/2024), menyebutkan pernyataan ketua tim 25 itu disampaikan dalam kegiatan konsolidasi Pasangan Karel Murafer-Ferdinando Solosa (MUSA) di wilayah Aitinyo Raya, belum lama ini.

Pihaknya menegaskan, redaksi yang keluar dari mulut ketua tim tentang pembubaran tim 25 merupakan pernyataan pembohongan publik, pernyataan yang keliru dan ceroboh.
Dijelaskan, bahwa sejak pleno penetapan calon Bupati Maybrat pada musyawarah adat Sub Suku Aitinyo di Kantor Kampung Tehak Kecil, Distrik Aitinyo pada tanggal 22 Juni 2024 untuk menetapkan Bapak Kornelius Kambu S.Sos,M.Si sebagai calon bupati Maybrat utusan masyarakat adat wilayah Aitinyo Raya.
Maka nama tim 25 saat itu juga dirubah menjadi Asosiasi Tokoh Sub Suku Aitinyo (ASTOSSA) yang sekretariatnya tetap berada di Distrik Aitinyo sebagai tempat bersejarah masuknya pemerintahan dan injil di Bumi A3.
Dasar dilakukannya perubahan nama tersebut adalah bahwa tugas utama tim 25 adalah melakukan konsolidasi dan mencari figur terbaik calon bupati yang akan diutus mewakili masyarakat adat wilayah Aitinyo Raya untuk maju pada kontestasi Pilkada Kabupaten Maybrat periode 2024-2029.
Dasar pertimbangan lain yaitu pesta demokrasi Pilkada serentak ini sifatnya temporer, sehingga perlu dirubah nama tim 25 ke asosiasi tokoh, supaya fungsi tugas kerjanya mencakup semua aspek, bukan aspek pesta demokrasi dan politik saja, tetapi aspek yang lebih luas lagi, seperti proteksi kearifan lokal dan hak-hak dasar OAP khususnya yang mendiami wilayah Aitinyo Raya.
Kedua tokoh inipun menyikapi dinamika politik yang bergulir di Kabupaten Maybrat, dimana masing-masing balon Cakada dengan Timsesnya turun melakukan konsolidasi dengan pendukungnya. Hal itu merupakan sesuatu yang lumrah dan tentu telah dijamin oleh konstitusi.
Pihaknya juga mencermati posisi ketua tim 25, Gustaf Asmuruf yang mengambil keputusan untuk keluar dari tim 25 kemudian menjadi timses Pasangan MUSA itu adalah hak pribadi yang bersangkutan, bukan atas nama tim 25 atau asosiasi tokoh karena yang bersangkutan tidak mempengaruhi/memaksa semua tokoh yg bernaung di bawah wadah ASTOSSA untuk mendukung kandidatnya.
“Dan dengan tegas kami minta kepada ketua tim 25 supaya berhenti menyebut dan membawa nama tim 25 dalam bentuk apapun, saat melakukan konsolidasi dan kampanye pasangan MUSA di zona Aitinyo Raya, karena calon bupati yang anda dukung memang salah satu putra terbaik Maybrat tetapi bukan calon bupati yang berasal dari anak adat Asli sub suku Aitinyo,” ujar keduanya sebagaimana dikutip dari rilis.
Sebaliknya, tokoh adat dan tokoh Agama ini mengharapkan kepada seluruh tokoh di 5 distrik Aitinyo Raya supaya tetap kompak dan tetap solid menjaga persatuan sesuai amanat Theofani dan kawal Kamtibmas bersama sehingga pesta demokrasi ini bisa terlaksana dengan aman.
“Kami juga mengajak para tokoh 5 distrik dan seluruh masyarakat adat wilayah Aitinyo Raya untuk berdoa dan mendukung Asosiasi tokoh ini supaya sisa 2 tahapan kegiatan lagi yang akan dilaksanakan yaitu tahapan peminangan Balon KORZA dan deklarasi di Tugu Mafa Sair Aitinyo, nanti bisa terlaksana dengan baik, berdasarkan tradisi dan adat istiadat kita suku Maybrat dengan tetap berpedoman pada motto Nehaf Sau Bonaut Sau, Anu Beta Tubat demi kemajuan di tanah Maybrat,” tulis mereka. [JOY]