“Ini sudah ada ijin, makanya kita jual di tempat umum, kalau belum ijin, siapa yang berani jual di tempat umum”.
Aktivitas judi toto gelap atau biasa dikenal dengan nama togel dulu marak di era 1990-an. Kini kembali marak di beberapa daerah, khususnya di Kota Sorong. Adu tebak-tebakan angka yang dipasang melalui kupon yang disediakan sejumlah agen itu terang-terangan melakukan aktivitas penjualan. Tidak peduli konsekuensi hukum, intinya bisa melakukan transaksi.
Togel adalah jenis judi yang dilakukan dengan menebak angka secara tersembunyi. Keluaran angka yang nantinya muncul pada hasil togel menjadi penentu siapa pemenangnya. Cara bermain togel yang mudah membuat banyak orang tertarik. Tak menutup kemungkinan pada kelompok masyarakat menengah ke bawah.
Kelompok masyarakat miskin menganggap dengan ikut togel bisa mendapat uang dengan cepat. Dengan jumlah taruhan tertentu, tawaran hadiah berkali-kali lipat dapat diperoleh. Iming-iming seperti ini yang membuat orang ingin bertaruh.
Pada masyarakat miskin, togel tumbuh dengan subur. Hal ini juga dipengaruhi dengan togel juga terbentuk dari kelompok masyarakat menengah ke bawah. Bandar togel pun kadang memberikan slot taruhan yang murah agar mereka mau ikut bermain togel.
Banyak kasus ditemukan bahwa pemain togel ini adalah orang yang terhimpit masalah ekonomi. Harapannya adalah hadiahnya bisa mengatasi permasalahan ini. Padahal ini akan membuat masalah semakin berlanjut.
Sadar atau tidak aktivitas Togel di Kota Sorong berlangsung terang-terangan. Seakan-akan menujukkan bahwa Togel telah dilegalkan. Besar kecil, tua muda, perempuan laki-laki semua berlomba-lomba membeli dan melakukan pemasangan. Herannya transaksi sudah marak saat Covid-19 meraja lelah dan berjalan hampir setahun.
Di setiap sudut kota ada semacam pos yang dibuat minimalis dengan modus jualan cemilan ala kios sederhana untuk memperlancar aksi penjualan kupon. Poster penulisan setiap angka togel pun terpampang lebar didinding rumah, sehingga bisa dilihat setiap pemasang.
Jam pemasang angka sudah ditentukan tergantung pemilihan negara. Makanya di setiap jam itu, pastinya kios penjual togel ada banyak orang berkumpul sambil antri.
Selain pemasangan togel offline, seiring dengan perkembangan teknologi, judi togel pun bertransformasi menjadi online. Ini memudahkan para pecandu untuk melakukan aksinya. Mereka dapat bermain togel dimana saja dan kapan saja. Asal ada akses internet. Mereka dapat memasang togel setiap pasaran, hanya melalui handphone.
Kamis pagi, (4/2) sekitar pukul, 10.15 WIT adalah waktu yang pas dan cocok untuk memantau langsung aktivitas penjualan togel. Ternyata benar bahwa tepat di salah satu jalan di Km. 10 Kota Sorong. Di setiap pinggiran jalan ada bangunan kios minimalis yang penuh dengan kerumunan orang. Bagi orang yang tidak tau tentu berpikir bahwa orang-orang sedang antri menerima sembako Covid-19.
Diperkirakan ada 7 atau 8 pos penyalur kupon togel dengan jarak berjejer dengan jarak tertentu. Ada banyak lagi yang menyebar di setiap sudut Kota Sorong. Setiap gang masuk pasti selalu ada kios minimalis lengkap dengan tempelan poster bertuliskan angka togel.
Seorang ibu paru baya yang enggan menyebutkan namanya lagi duduk santai di depan meja andalan sambil berhadapan dengan tumpukan kertas kupon yang siap dijual. Tanpa segan dengan rasa percaya diri perempuan ini pun mulau bercerita soal penjualan togel.
Menurutnya penjualan ini sudah legal berdasarkan ijin dari pihak kepolisian setempat. Sehingga operasi penjualan ini berjalan lancar dan aman tanpa kendala. “Ini sudah ada ijin, makanya kita jual di tempat umum, kalau belum ijin ya siapa yang berani jual di tempat umum,” akunya bernada meyakinkan di kiosnya.
Jika ditelaah lebih dalam memang benar logis pengakuan tersebut. Bayangkan, sebelumnya aktivitas togel di Kota Sorong tidak se-transparan ini saat ini. Namun, tiba-tiba semacam ada kelonggaran dan dukungan, sehingga aktivitas togel tampil dengan percaya diri dan ada di setiap sudut kota.
Perempuan yang berusia 30 tahun ini pun mulai memaparkan tentang hasil penjualan. Katanya dari hasil penjualan, 25 % masuk ke kantong pribadi sementara sisanya masuk ke bos togel.
“Kita pendapatan tidak menentu tergantung dari pembeli. Kita biasanya dapat 25 % dari hasil jualan kemudian sisanya kita setor ke bos yang tinggal di KM.10,” jelasnya.
Penjual lain, mengaku hal yang senada. Kali ini, pos penjual yang ia tempati murni tempat penjualan togel tanpa di dihiasi dengan jualan cemilan. Di setiap dinding pos pun terpampang juga poster besar dengan coretan berbagai macam angka togel.
Setiap hasil penjualan, ada jatah preman yang diberikan, sebutnya. Kemudian, jika jatah preman ini tidak direalisasikan tepat dengan hasil kesepakatan, maka penerima jatah preman akan bertindak tegas dengan cara mengancam dan lain sebagainya.
“Ini sudah diijinkan oleh polisi, tetapi juga ada jatah preman, makanya kita berani duduk dan jual di tempat umum,” jelasnya dengan nada tegas di tempat pos penjualan.
Disebutkan, pemilik togel ini berinisial A yang berdomisili di belakang Ruku di Km. 10. Setiap hasil penjualan selalu disetor ke pemilik kemudian pemilik yang membagikan ke jatah preman.
Berbagai pihak menilai bahwa bermain togel bukanlah sebuah solusi dari masalah ekonomi. Dengan bermain togel, maka orang akan semakin banyak kehilangan uang. Jumlah kemenangan dengan kekalahan akan berbanding terbalik.
Bagi pihak bandar togel pun pasti sudah menggunakan strategi agar pemenang togel bisa diatur. Sehingga kemungkinan menang menjadi kecil. Maka jangan pernah berharap untuk meraih keuntungan dengan bermain togel.
Di sisi lain orang menilai bahwa dengan maraknya judi togel tentu akan berdampak buruk terhadap lingkungan sosial, salah satunya angka jambret dan pencurian akan semakin meningkat. Sebab, didesak oleh keinginan untuk meraup keuntungan semata lewat judi togel akhirnya segala cara dihalalkan untuk mendapatkan uang.
Lebih parahnya lagi, banyak anak-anak usia dini pun ikut terjun di dalam perjudian tersebut.
Berkaitan dengan kasus tersebut, Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan saat dikonfirmasi melalui nomor Whatsaap tidak kunjung memberikan respon. Padalah dalam laporan pesan tersebut, terlihat sudah dibaca oleh Kapolres. Namun tidak kunjung ada satupun balasan terkait maraknya Judi Togel di Kota Sorong.
Sebenarnya Polres Sorong Kota tidak tinggal diam. Pihak Polres Sorong Kota telah melakukan penangkapan terhadap warga yang diduga sebagai bandar Togel pada 14 Januari 2021. Bahkan Pihak Kepolisian telah mengirimkan Surat Perintah Dimulai Penyidikan (SPDP) ke Kejaksaan Negeri Sorong terhadap keempat tersangka yang tengah diproses saat ini.
Namun pihak keluarga, mengklaim penangkapan anak mereka, adalah bentuk ketidak adilan. Sebab sudah bukan rahasia lagi, judi togel telah menjadi wabah di seluruh penjuru Kota Sorong. Hampir setiap sudut jalan dan gang di Kota Sorong, ada penjual togel yang jumlahnya mencapai ratusan atau bahkan ribuan orang. [JVN-SF]