Yahya Waloni Tak Pernah Jabat Rektor UKiP

Manokwari, PbP – Nama Yahya Waloni, belakangan ini menjadi perbincangan panas, karena berbagai statement kontroversialnya di media sosial, serta ceramah-ceramahnya yang menyudutkan, serta menjatuhkan umat Kristiani.
Tak hanya itu, Yahya Waloni yang seorang mualaf, kerap kali menyulut emosi masyarakat, karena pernyataan-pernyataan propaganda yang dibangunnya, untuk membangkitkan semangat umat melawan pemerintah.
Teranyar, Yahya Walni terlibat adu argumen dan saling sindir, serta saling tantang dengan Pdt. Alfred Esra Sory, di media YouTube. Kedua pentolan agama tersebut, berseteru soal pengetahuan mereka tentang Alkitab dan membuat video saling tantang.
Bermula dari viralnya video mereka untuk menggelar debat, para netizen mulai mengungkat satu per satu kebohongan dan kedok Yahya Waloni, yang mengaku bahwa dirinya adalah mantan pendeta, yang juga ikut mendirikan salah satu universitas di Papua, serta menjabat sebagai rektor di universitas tersebut.
Universitas yang kerap kali disebutnya, ternyata adalah Universitas Kristen Papua (UKiP) Sorong, yang beralamat di Malanu Kota Sorong. Menelusuri pernyataan Yahya Waloni yang kontroversial tersebut, Papua barat Pos coba melakukan konfirmasi ke beberapa pihak, termasuk Rektor UKiP saat ini, Sophian Andi.
Melalui keterangannya, Sophian Andi mengatakan, untuk mencari tahu tentang Yahya Waloni sebenarnya, Pdt. Esar Soru mengunjungi Kota Sorong, Rabu (2/10) dan langsung menuju UKiP Sorong, kemudian menggelar pertemuan dengan pengurus Yayasan Neria, serta pimpinan kampus.
Kata rektor, pertemuan bersama Pdt. Esra Soru membahas tentang pernyataan Yahya Waloni di media sosial yang melibatkan UKiP.
“Menanggapi pernyataan di video yang beredar di media sosial, dimana Yahya Waloni mengaku bahwa dirinya adalah pendiri dan mantan Rektor UKiP, maka hari ini secara resmi kami nyatakan bahwa hal tersebut tidak benar, karena sejak UKiP berdiri hingga saat ini, Yahya Waloni bukan pendiri dan tidak pernah menjabat sebagai rektor,”tegas Sophian Andi.
Dia menambahkan, hadir dalam pertemuan bersama Pdt. Esra Soru, para tokoh dan pengurus yayasan, serta pimpinan universitas periode pertama UKiP, antara lain Laurantius Renel, SE., M.Si, Wakil Ketua Yayasan Drs. Marthinus Balubun, M.Th, Wakil Rektor merangkap Dekan, Steve Lerebulan, S.Th, Ketua Yayasan periode kedua, Pdt. Steve Retraubun, SH, Ketua Yayasan STT Calvinis Royke Adri, mantan mahasiswa STT Calvinis, Oktovianus Badidi, mantan dosen STT Calvinis Ebenhaezer, Pdt. Reinhard Tanawany, S.Th., M.Th, perwakilan alumni UKiP angkatan 2005, 2006, 2007, disertai bukti-bukti dan data pendukung, termasuk Surat Keputusan Pengangkatan Rektor UKiP periode pertama, Pdt. DR. J. M. Felubun, M.Th.
Karena sudah melecehkan nama UKiP Sorong, sambung Sophian Andi, mereka akan menempuh jalur hukum dengan mempolisikan Yahya Waloni.
“Saat ini kami telah menyerahkan kepada tim kuasa hukum untuk menyiapkan laporan dan menurut informasi yang kami terima, sudah ada beberapa pihak yang telah melaporkan Yahya Waloni. Kami juga memantau proses dari laporan-laporan tersebut,”pungkasnya.
Terkait dengan adanya dugaan ujaran kebencian serta penghinaan dari isi materi ceramah Yahya Waloni dalam video yang beredar, Rektor UKiP menegaskan bahwa semua orang memiliki keyakinan dan selama ini sudah tidak terhitung jumlah umat berpindah keyakinan, dengan berbagai alasan termasuk Yahya Waloni.
“Karena semua mahluk hidup di dunia ini adalah sama-sama ciptaan Tuhan dan pada saatnya nanti hanya Tuhan yang memiliki kuasa untuk memutuskan, apakah kita sudah menjalani hidup sesuai keyakinan yang benar atau tidak,”tutupnya. [ARS-HM]