Fokus Urus STIKES, Marthen Sagrim Urungkan Niat Maju Calon Walikota
Sorong, PbP – Beberapa waktu lalu, masyarakat sempat dihebohkan dengan munculnya sejumlah figur yang diprediksi bakal menjadi calon Walikota Sorong pada Pemilu 2024. Salah satu figur yang santer di ruang publik kalah itu adalah Ketua STIKES Papua Sorong Dr. Marthen Sagrim, SKM.,M.Kes.
Dr. Marthen Sagrim, oleh sebagian kelompok masyarakat dianggap sangat layak menjadi Walikota Sorong, karena memiliki kapasitas dan kapabilitas serta integritas yang baik. Bahkan tak jarang muncul diskusi-diskusi hingga dukungan di ruang publik yang diarahkan kepada figur yang satu ini.
Lalu bagaimana perkembangan terkini kesiapan sang akademisi menuju Pilkada Kota Sorong yang sudah didepan mata?
Awak media yang menyambangi Kampus STIKES Papua Sorong di Jalan Kanal Victory Kota Sorong, Selasa (16/04/2024) menyempatkan diri berbincang-bincang dengan Dr. Marthen Sagrim.
Yang mana dalam penyampaiannya, Marthen mengaku sangat berterima kasih atas respon baik bahkan dukungan yang diberikan masyarakat selama ini. Ia mengakui, awalnya mempunyai keinginan kuat untuk maju sebagai calon walikota Sorong, dengan harapan bisa membawa dampak positif untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Bahkan niat itu sudah ada sejak tahun 2016 lalu saat Pilkada Kota Sorong berlangsung, yang didalamnya Drs. Ec. Lambert Jitmau, MM (mantan Walikota Sorong) bertarung untuk periode keduanya.
“Kalau dari sisi kesiapan atau keinginan, saya sudah berkeinginan maju sejak tahun 2016 lalu. Namun saat itu ada Pak Lambert Jitmau maju untuk periode kedua, yang tidak lain masih punya keluarga kemudian satu daerah, akhirnya dengan penuh kerelaan hati saya memutuskan untuk mengalah saat itu,” ujar Sagrim.
Kemudian, saat hendak maju di tahun 2022, Marthen mengaku kembali harus menahan diri, karena adanya perubahan sistem Pemilu yang diagendakan pelaksanaanya menjadi Pemilu serentak di tahun 2024. Puncaknya, pada tanggal 29 November 2022 saat ditetapkannya UU DOB Provinsi Papua Barat Daya, yang mana Kota Sorong ditunjuk sebagai ibukota.
“Saya melihat kota ini perlu adanya sentuhan-sentuhan, tapi setelah adanya Pemekaran provinsi, dan ibukotanya di Kota Sorong saya lihat tanggungjawab dan pekerjaan itu sudah semakin ringan, karena dikerjakan oleh banyak pihak secara bersama-sama baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kota. Makanya pergumulan saya untuk melihat kota Sorong dari sisi akademisi, dari sisi pengalaman di bidang pemerintahan, saya sudah mulai sisihkan,” kata Sagrim.
Selain itu, ia mengaku saat ini dirinya tengah fokus untuk melakukan pengembangan Kampus STIKES Papua Sorong yang ia pimpin. Apalagi sekitar 3/4 warga Kota Sorong berasal dari Kampus STIKES, baik mahasiswa, tenaga pengajar hingga staf dan karyawan, termasuk keluarga mereka.
Ia berpendapat, mengelola STIKES merupakan tanggungjawab yang sangat besar, karena harus memanusiakan manusia yang bukan hanya berasal dari Kota Sorong atau Kabupaten Sorong saja, tetapi dari seluruh Papua Barat Daya dan tanah Papua pada umumnya.
Ia mengaku sudah menyampaikan permohonan maaf kepada tim yang sudah bergerak, juga para pendukung dan masyarakat pada umumnya, atas keputusannya untuk tidak ambil bagian dalam kontestasi Pemilihan Walikota Sorong kali ini.
“Saya pikir tanggungjawab untuk membangun kota ini sudah semakin mudah karena sudah ada provinsi disini. Jadi saya menyatakan sikap untuk tidak terlibat dalam gerakan-gerakan mencalonkan diri menjadi walikota atau wakil walikota Sorong. Saya juga sudah sampaikan permohonan maaf kepada sejumlah tim yang sudah bergerak, karena baju kaos, tim bahkan posko sudah didirikan dimana-mana,” ungkap Marthen.
Lebih jauh ia menyampaikan, keputusan untuk tidak maju juga ia yakinkan setelah melihat sejumlah figur yang muncul sebagai bakal calon walikota dan wakil walikota Sorong, yang mana merupakan figur terbaik tanpa harus diragukan lagi kapasitas dan kapabilitasnya, karena semua sudah teruji.
“Saya lihat figur-figur potensial calon walikota ini orang-orang hebat yang saya yakin bisa mewakili kita disana. Hanya saja pesan saya, tolong penuhi kebutuhan dasar masyarakat mulai dari sandang, papan dan pangan. Air bersih harus tersedia, listrik, jalan, keamanan, hingga pendidikan dan kesehatan harhs benar-benar dirasakan oleh seluruh masyatakat yang mendiami Kota Sorong yang kita cintai ini,” tutup Sagrim. [JOY]